BELAJAR MENGHARGAI ORANG LAIN
Daftar Isi
Terus.. gue harus bilang ‘WOW’ gitu???!!
Barangkali ungkapan tersebut di atas tak asing lagi di telinga
kita, terlebih para remaja dan generasi muda yang aktif bersosialisasi melalui
jaringan sosial semacam facebook dan twitter. Ungkapan ini menjadi lebih
popular setelah digunakan dalam sebuah iklan operator seluler; berkembang
melalui komunikasi nirkabel dan menjadi pembicaraan dimana-mana, bahkan menjadi
awam dipakai oleh semua orang tak terkecuali anak usia SD.
Ungkapan tersebut lebih banyak dipakai untuk bercanda, namun
karena penggunaannya yang terus menerus dan berulang-ulang, maka seolah sudah
menjadi kebiasaaan bagi seseorang untuk menggunakannya. Sebagaimana kata-kata
atau ungkapan yang lain yang menjadi popular karena iklan atau karena
penggunaannya marak di dunia maya. Kebiasaan penggunaan tersebut menjadi
kebiasaan juga di dunia nyata.
Namun pernahkah terfikir bahwa lama-kelamaan karena terlalu
sering digunakan oleh banyak orang, ungkapan-ungkapan semacam itu menjadi lazim
digunakan, bahkan ketika dalam posisi formal, bukan bercanda. Lalu pernahkah
terfikir bagaimana ketika berada dalam posisi sebagai orang yang mendapat
ungkapan seperti itu?
Misalkan suatu saat kita mendapatkan anugerah dari Allah, lalu
ingin membagi ungkapan syukur dan kabar gembira kepada orang lain namun orang
yang kita beri kabar menjawab dengan jawaban ‘terus aku harus bilang WOW gitu?!’ apa yang dirasakan? Sakit hati mungkin, karena
muncul perasaan tidak dihormati atau tidak dihargai oleh orang lain. Atau
mungkin ketika seseorang ingin menceritakan kisah sedihnya kepada seorang
sahabat tetapi jawabannya adalah ungkapan tadi? Yang ada, hanya akan menambah
sedih dan sakit hati.
Rasulullah Shollallohu ‘alaihi wa Salam bersabda, yang artinya: “Bukanlah termasuk golongan kami siapa saja
yang tidak menghormati orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda dan
mengenal hak orang ‘alim kita.” (HR Ahmad dan Hakim, dihasankan oleh
Al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no. 4319)
Rasulullah pun telah jauh-jauh mengajarkan kepada kita untuk
menghormati dan menghargai orang lain terlebih dalam perkataan dan perlakuan.
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian
tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang
benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta
meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seseorang yang
memperbaiki akhlaknya.” (HR. Abu Dawud)
Bisa jadi kaum muda menggunakan ungkapan seperti itu hanya untuk
mendapat predikat ‘anak gaul’; bukan karena hati nuraninya bahkan terkadang
sama sekali tidak memahami arti sebenarnya, hanya mengikuti trend yang berkembang. Hal ini lah yang
perlu diwaspadai oleh setiap orang. Kebiasaan meniru tersebut jika sudah
melekat dalam pola hidup seseorang akan sangat mudah untuk diarahkan terhadap
suatu hal.
Belajar menghargai orang lain bisa dilakukan melalaui hal-hal
kecil seperti:
Pertama, Mendengarkan namun tidak sekedar mendengar; maksudnya
adalah berusaha untuk memahami apa yang disampaikan oleh lawan bicara kita.
Mendengarkannya dengan seksama ketika bicara dan fokus. Terkadang beberapa
orang hanya ingin didengarkan dengan baik.
Kedua, menganggapi ucapannya dengan perkataan yang baik. Termasuk
dalam hal ini adalah tidak menggnakan kalimat/ungkapan yang beresiko tinggi
untuk membuat lawan bicara sakit hati.
Ketiga, empati; Mencoba
membandingkan dengan diri kita sendiri ketika berada dalam posisi orang lain.
Seperti contoh jika kita tidak mau dicubit maka jangan mencubit orang lain
karena rasanya sakit; jika ingin didengarkan orang lain maka belajar
mendengarkan, jika ingin dihormati maka menghormati orang lain.
“Man laa yarham laa yurham, barangsiapa yang tidak mengasihi, maka
ia tidak akan dikasihi.” (HR. Bukhari di Kitab Adab, hadits nomor 5538).
Mau mengasihi orang lain atau tidak? Mau menghormati atau tidak?
Semua tergantung pada diri kita sendiri.
Semoga kita menjadi orang yang lebih selektif untuk menyaring input-input yang
masuk ke dalam hati dan fikiran kita, sehingga kita menjadi orang yang selalu
bisa menghormati dan menyayangi orang lain. Because
we can’t life alone without somebody else. (10/12).
Posting Komentar
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,