Yuk, Kenalin Buku Sejak Bayi
Daftar Isi
Hasna with her HALO BALITA |
Para ahli menyarankan supaya ibu membacakan buku keras-keras dalam bahasa ibu. Apabila buku bayi kita berbahasa asing, bacakan dulu bahasa aslinya lalu terjemahkan secara bebas dalam bahassa Indonesia. Improvisasi tak dilarang. Patricia Kuhl, Phd dari The Center for Mind, Brain and Learning pada university of Washington, Amerika Serikat menjelaskan bahwa kata-kata yang didengar bayi membantu otak memetakan bagian yang berurusan dengan perkembangan bahasa dan baca tulis, serta melatih bagian tersebut agar dapat focus pada bunyi bahasa ibu dan menghasilkan bunyi bahasa sesuai kemampuannya mengacu pada yang ia dengar. Dengan membacakan secara rutin, kita dapat memberikan modal penting sehingga ia dapat melakukan lompatan kognitif dalam pemahaman percakapan.
Pada kenyataannya bayi sudah bisa menikmati buku kain pertamanya. Beragam bentuk dan warna warni dapat mengasah indera visual dan taktil bayi. Bagi bayi, langkah awal ini merupakan semacam pendorong agar ia tertarik terhadap bacaan dan menikmati kegiatan menggunakan buku. Inilah salah satu keterampilan yang hendak dicapai melalui program early literacy. Sebenarnya apa sih early literacy itu? Early literacy adalah sebuah isu yang berkembang beberapa tahun terakhir ini yang gencar dikampanyekan di Amerika Serikat. Apa maksud istilah ini? Pengetahuan dan kemampuan anak seputar kegiatan membaca dan menulis sebelum mereka benar-benar dapat melakukannya, terutama diusia batita, 0-3 tahun.
Print awareness dan phonological awareness adalah dua keterampilan yang mendorong kesiapan anak dalam bergaul dengan buku. Print awareness adalah kemampuan anak menemukan keberadaan tulisan, pengetahuan mengikuti kata-kata tertulis pada sebuah halaman dan tahu cara memegang buku secara tepat. Ini tentu membantu anak merasa nyaman dengan buku sehingga mereka dapat berkonsentrasi saat membaca. Sedangkan phonological awareness adalah kemampuan anak mendengar dan bermain dengan bunyi bahasa terkecil dari kata-kata yang didengarnya.
Nah, setelah mengerti arti penting buku bagi bayi kita, apa saja langkah-langkah penting agar si kecil dapat bergaul dengan buku sejak dini? Ayo kita ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Memilih waktu dan kesempatan yang terbaik dalam pengenalan bersama. Pilihlah waktu yang paling nyaman bagi kita dan bayi kita yaitu ketika kita sedang bersemangat dan segar sedangkan bayi kita sedang dalam keadaan tidak mengantuk, kenyang dan antusias.
2. Perlihatkan buku bayi dengan gambar dan warna warni menarik. Biarkan dia memegang sendiri. Mulailah dari sampulnya, lalu tunjukkan gambar-gambar serta tulisannya. Bahaslah bentuk dan warna yang ada pada sampul. Setelah itu masuklah ke bagian dalam, tunjukkan gambar-gambar dan bacakanlah dengan artikulasi yang jelas serta nada baca yang gembira dan bersemangat.
3. Membaca keras, jelas dan perlahan memberi kesempatan pada bayi melatih indera pendengaran, kemampuan mengingat serta keterampilannya memproduksi bunyi bahasa sendiri. Membacakan keras serta perlahan serta jelas dikenal sebagai bahasa parenthese (teknik berbicara lebih perlahan, jelas serta titian nada (pitch) yang tinggi, menurut para ahli lebih mudah ditangkap dan diikuti oleh para bayi).
4. Apabila kita ingin si kecil mengenang dan mengingat pengalaman membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan, lakukanlah dengan fun.
5. Bicara dan bersenang-senanglah saat membaca bersama. Dari buku nyanyikan beberapa lagu yang temanya mungkin sama, lakukan permainan cilukba atay lainnya.
6. Kemudian lihatlah apa yang dilakukan si kecil. Dari pengalaman bergaul dengan buku, biarkan kemudian dia berimprovisasi dan bermain. Ini memberinya kesempatan untuk belajar memahami dan menerapkan pengetahuan yang ia peroleh dari buku dalam kesehariannya, terutama di kemudian hari. Misalnya bermain, bercerita, menceritakan kembali dan lain sebagainya.
7. Jadikan kegiatan bersama buku sebagai sesuatu yang rutin. Berbagilah buku bersama bayi kita setiap hari. Cukup beberapa menit saja, membaca buku bersama anak akan memberi manfaat untuk seumur hidupnya. Paling tidak, ia akan cinta pustaka, kecerdasan kognitifnya pun terasah. Tak Cuma itu, penelitian membuktikan anak-anak yang sejak dini melek pustaka juga cerdas secara sosial dan emosional.
“Membacakan buku cerita akan menyatukan orang tua dan anak dalam kegiatan bersama. Menciptakan momen dan kesempatan berharga yang membuat orang tua dan anak dekat secara fisik dan emosi,” jelas Denny Taylor, Ed.D. yang mengepalai bagian studi Kesusastraan di Hofstra University, di Hempsted, New York. Sudah begitu anak tak hanya akan menjadi cerdas, tapi ia juga punya bonding (kelekatan) yang sehat dengan orang tuanya. (Sumber : Ayahbunda)
Posting Komentar
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,