Buat Apa Nulis Diary?
Daftar Isi
Dear
diary,
Hari
ini hari bahagia banget buat aku. Pagi tadi waktu jalan ke kampus tiba-tiba bla
bla bla..
Pernahkah menulis seperti itu dalam sebuah buku special bersampul lucu,
bergembok dan ada wadah kotaknya?! Ya, buku diary ala remaja tahun 90an sampai
2000 awal. Mungkin anda juga pernah merasakan kesalnya mendapati buku harian
yang memuat semua rahasia anda dan apapun yang anda rasakan tiba-tiba telah
dibuka oleh orang terdekat anda baik orang tua maupun adik/kakak anda? Atau
bahkan diintip oleh trman anda yang kepo saat anda membawanya ke sekolah?.
Hm.. Hampir semua orang yang menulis diary
mempunyai kisah yang sama mengesalkannya tapi mereka tetap menulis di sana.
Ada beberapa alasan orang menulis diary
Iseng
Ada orang yang tidak bisa diam dan harus
melakukan sesuatu di manapun. Orang seperti ini bisa memilih menulis diary
karena dia bisa beraktivitas saat menunggu di halte, duduk di taman, atau saat menunggu pesanan di warung makan. Nah, bagi orang tipe seperti ini,
corat-coret di kertas adalah hal yang tepat daripada corat-coret bangku/pencat-pencet tuts HP/memainkan balpen dll
Hobi
Bagi orang yang hobi nulis diary, sehari
tanpa menulis seperti punya beban besar dan hutang berat. Mereka yang
menjadikannya hobi pun akan selalu setia menulis buku harian meskipun saat mati
lampu (Jangan ditiru karena bisa membahayakan mata). Mereka cenderung konsisten menulis catatan harian karena sudah
mendarah daging.
Belajar nulis
Tidak percaya kalau nulis diary=belajar
nulis?! Buktikan saja sendiri. Tips menulis adalah: menulis, menulis, menulis
dan membaca. Jadi kalau mau belajar nulis nulislah diary setiap hari. Apapun
yang ada di otak, di hati, yang di dengar, yanh dirasakan bisa dituliskan
disana. Bisa juga menjadi semacam kisah perjalanan bagiyang hobi
travelling. See?! Banyak penulis terkenal yang memulai debutnya dari buku
harian. Sebutlah Andrea Hirata, Trinitry, dll.
Curhat dan Obat Stress
Hampir setiap orang khususnya perempuan
sangat menyukai aktivitas satu ini. Tapi perlu diingat, jangan sampai curhat
sama orang yang tidak tepat seperti suami/istri orang yang bisa-bisa jadi
bumerang dan menjadi celah perselingkuhan (ih ngeri), atau curhat sama orang
yang tidak dikenal dan baru ketemu di jalan (bisa bikinkeki yang dicurhatin).
Curhat memang bisa membuat hati lega dan
ringan meskipun masalah jelas tidak selesai hanya dengan curhat. Tapi
yang perlu diingat, tidak semua orang iklhas dengar curhatan kita. Solusinya,
curhat lah pada buku karena dia tak akan protes apapun yang kita tulis.
Ingat dengan buku fenomenal Ainun-Habibie
yang difilm kan itu? Nah, buku itu sebenarnya adalah salah satu terapi dari
dokter untuk pak Habibie yang waktu itu depresi karena ditinggalkan Ibu Ainun.
How amazing! Dari curhat bisa menjadi buku best seller bahkan di filmkan.
Sudah punya buku diary? Ayo dilanjutkan
nulisnya. Buat yang belum punya, buku-buku dengan tema tertentu dan handmade
bisa jadi alternatif lho, karena dibuat eksklusif sesuai yang diinginkan.
Mari menulis!
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,
Penulis keren banyak jg yg idenya dari diary
*bongkar2diarylagi