Belajar Pendidikan Sex Islami bersama ‘Selebriti’
Daftar Isi
Ehm. Serius nih, belajar Sex Islami sama selebriti?! Siapa gitu seleb-nya?
Nah, penasaran kan, sama seleb yang satu ini?!
Beliau tuh seleb nya para emak dan orang tua yang ingin jadi ortu shalih untuk
anak-anak mereka. Sebelum menuntut punya anak shalih, kita-nya juga kudu shalih
dulu kan, Ayah-Bunda?.
Sejak masih lajang dan tinggal di Wonosobo
(sekitar tahun 2012) di sana sudah ramai memperbincangkan si seleb ini. Sayangnya,
waktu itu saya belum berkesempatan untuk mengikuti training dengan beliau yang
begitu ‘wow’ diceritakan oleh teman-teman saya.
Setelah hijrah ke Semarang, tahun 2015 mulai
dengar beliau ngisi training di sekolah-sekolah dan makin aktif mengajak orang
tua dengan membuat komunitas YUKJOS
alias ‘Yuk Jadi Orangtua Shalih’.
Kata teman-teman sih kenapa beliau bisa jadi
seleb dan idola para orangtua karena coaching
bersama beliau itu asyik, santai, dan kita banget. Beliau juga selalu totalitas
saat sharing; bagaimana beliau
memeragakan seorang anak kecil yang nangis sampai guling-guling jungkir balik,
teriak-teriak, dan lain-lain. Makin penasaran siapa beliau?! tak lain adalah Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhory yang lebih
akrab disapa Abah Ihsan.
Oalah... kirain siapa seleb-nya. Nah, gimana?!
Setuju nggak Ayah-Bunda kalau kita sebut beliau itu selebriti? Meskipun jangan
sampai mengidolakan berlebihan, ya.. boleh banget ko mencontoh beliau dalam pendidikan
anak; tapi jika hasilnya belum seperti beliau kudu sadar juga kalau tiap anak
itu punya keunikan masing-masing. Berusaha dan tak lupa berdo’a untuk anak-anak
kita, ya kan?! Terlebih di saat ancaman LGBT makin gencar meracuni setiap orang
baik orangtua maupun anak-anak. Kita harus mendekap mereka lebih erat,
membekali mereka dengan pengetahuan yang benar dan mendampingi mereka saat
mereka ingin tahu agar tidak mencari sendiri informasi terutama dari internet
yang tidak bisa dibedakan mana yang benar dan yang tidak.
Alhamdulillah, sangat bersyukur akhirnya bisa
juga bertemu dan mendengar kajian oleh Abah Ihsan yang diadakan oleh komunitas HSMN (Home Schooling Musim Nusantara)
Chapter Semarang bertempat di Pesantren
Saubari Bening Hati Tembalang . Bener lho, beliau seperti yang diceritakan
teman-teman. Berikut oleh-oleh dari acara itu.
Oia Ayah-Bunda, sebelum Abah Ihsan mengisi
materi inti tentang ‘Pendidikan Sex’ beliau
mengingatkan untuk menjadi orang tua shalih, yaitu orang tua yang bisa mmebri
manfaat baik untuk anaknya maupun untuk orang di sekitarnya.
Suasana diskusi dan silaturrahim HSMN |
Nah, tentang pendiidkan sex, beliau memaparkan
bahwa yang lebih tepat adalah menggunakan aksioma ‘Pendidkan Bersuci dan Pergaulan’ karena saat ini pendidikan sex
identik dengan teori yang diadopsi dari barat yaitu sekedar ‘kesehatan
reproduksi’ padahal dalam islam telah diatur yang lebih kompleks dari itu,
menyeluruh dari hal yang paling sederhana sampai yang krusial.
Pendidikan sex mau tidak mau harus dibicarakan
bersama anak karena hal itu adalah hal yang alamiah. Salah-salah jika anak
tidak tahu mereka malah coba-coba. Na’udzubillah..
Selain itu, hal ini juga memang tabu dalam
artian tidak boleh diumbar-umbar ke orang lain harus menjadi rahasia ‘dapur’
suami istri tetapi boleh dibicarakan pada tempatnya seperti memberikan
pengertian kepada anak atau jawaban dan diskusi saat mereka bertanya.
Abah Ihsan menyebutkan dalam islam, pendidikan
sex adalah bagian dari An-Nidzom
Al-Ijtima’i (Adab-adab Pergaulan) dengan beberapa turunannya seperti hijab, janabat (ikhtilam dan haidh), dan
isti’dzan.
Nah, berikut ringkasannya, Ayah_Bunda:
1. Anak usia 0-7 tahun harus diberi pengertian
dan pengenalan tentang jenis kelaminnya secara jelas (perempuan dan laki-laki),
termasuk menyesuaikan dengan cara berpakaian anak. Jangan sampai anak laki-laki
dipakaikan baju perempuan dan sebaliknya
Perasaan
malu jika terlihat auratnya pun harus ditanamkan sejak dini, maka sejak usia 2
tahun usahana untuk membedakan toilet (maksudnya jika bepergian dan harus ke
toilet, usahakan anak laki-laki bersama ayahnya dan sebaliknya)
Saat
anak berusia 6 tahun jangan biasakan ia untuk dipangku oleh orang lain selain
ayah- bundanya.
2. Tentang ikhtilam (mimpi basah) dan haidh,
paling lambat harus diberi tahu saat anak usia 10 tahun. Zaman sekarang sudah
umum anak perempuan usia 10 th sudah baligh, sehingga orang tua harus
menjelaskan sebelumnya, agar anak tidak takut/malu saat pertama mendapat haidh
atau anak laki-laki mimpi basah.
3. Ajarkan anak tentang isti’dzan (adab-adab
meminta izin), Allah berfirman dalam Al-qur’an Q.S An-Nur ayat 58-59
58.
Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah hamba sahaya (laki-laki dan
perempuan) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig (dewasa) di
antara kamu, meminta izin kepada kamu pada tiga kali (kesempatan), yaitu
sebelum shalat Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari,
dan setelah shalat Isya’. (Itulah) tiga aurat (waktu) bagi kamu. Tidak ada dosa
bagimu dan tidak (pula) bagi mereka selain dari (tiga waktu) itu; mereka keluar
masuk melayani kamu, sebagian kamu atas sebahagian yang lain. Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat itu kepadamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana.
59.
Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur balig (dewasa), maka hendaklah mereka
(juga) meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin.
Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepadamu Allah Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana.
Anak-anak
harus meminta izin jika akan memasuki kamar orangtuanya, sebaliknya orangtua
pun harus memberikan privasi kepada anak dan meminta izin saat akan memasuki
kamar anak.
4. Tentang hijab, tidak hanya berkaitan dengan hijab
yang meutupi aurat tetapi juga hijab untuk memisahkan anak laki-kali dan
perempuan.
Yang
harus kita fahami, antara mahram pun tetap ada auratnya. Jangan sampai merasa
bersama mahram lalu berpakaian seenaknya dan mengumbar aurat. Aurat tanpa ada
batasan hanya untuk suami-istri.
Bunda
ada yang dirumah suka pakai tanktop dan hotpants aja? Hati-hati ya Bund, jangan sampai anak
laki-laki bunda ‘bernafsu’ gara-gara itu. Pakaian yang begitu sebaiknya
disimpan dan dipakai saat bersama suami di kamar saja.
Biasakan
memisahkan antara laki-laki dan perempuan baik kamar, dalam majlis, dll kecuali
dalam fasilitas umum yang tidak bisa kita cegah seperti kendaraan umum, pasar,
dll.
Antar
saudara laki-laki/perempuan pun harus ada batasan dan tidak boleh tidur dalam
satu selimut. Sebaiknya, tidur satu ranjang untuk masing-masing anak jika tidak
bisa usahakan ada pemisah agar tidak bersentuhan dan menimbulkan hal yang tidak
diinginkan seperti LGBT. Na’udzubillah...
5. Orangtua
pun harus mengajarkan termasuk saat menerima tamu, istri/suami harus ditemani
mahram nya jika tamu yang datang adalah non-mahram (perempuan rekan/saudara
suami atau sebaliknya)
Begitu ringkasan dari materi yang disampaikan
oleh Abah Ihsan, semoga yang sedikit ini memberi manfaat. Jika ada informasi
yang kurang, semoga ada sahabat yang bersedia menambahi.
Ayah-Bunda penasaran dengan Abah dan ingin
ikut trainingnya? Biasanya ada lho info tentang seminar atau training PSPA (Program Sekolah Pengasuhan Anak) dan
PDA (Pelatihan Program Disiplin Anak). Untuk info lebih lanjut, Ayah-Bunda
bisa mengunjungi auladi.net
langsung, ya. Atau bisa menghubungi para alumnus PSPA/PDA di kota Ayah-Bunda.
Jaga anak-anak kita dari para ‘predator’ dan
penghancur mental.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Foto bersama Komunitas Gandjel Rel |
Foto Bersama sebagian peserta |
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,
Betul mbak, jangan asal menasehati anak tapi kita ngga melakukan ya, kita harus mencontohkan kepada anak. Anak saya perempuan mbak, sudah saya wanti-wanti ibarat mau buang sampah dihalaman harus tetap pakai kerudung :)