Liburan Hemat Bermanfaat: Menjelajah Taman di Kota Wonosobo
Daftar Isi
Assalamu’alaikum, Ayah Bunda. Selamat menikmati akhir pekan dan quality time bersama keluarga.
Pernahkah Ayah-Bunda mengalami kejenuhan luar biasa lalu mengatakan pada
diri sendiri “Saya kurang piknik” dan semacamnya?! Well, bisa jadi memang benar. Kurang refreshing setelah berjibaku dengan rutinitas yang itu-itu saja dan
menjemukan selama weekdays membuat
otot tegang dan emosi meninggi. Weekend
adalah saat yang tepat untuk membangun kembali kedekatan dengan keluarga
sekaligus melemaskan otot dan pikiran.
Saat awal bulan dan baru menerima gaji, tak ada salahnya untuk memilih
tempat berlibur yang nyaman dengan mengeluarkan cost lebih asal ada anggarannya. Jika tidak ada, tak perlu berkecil
hati karena banyak peluang untuk liburan dengan biaya yang sedikit.
Awal tahun 2016, saya dan keluarga pulang kampung ke Wonosobo. Seperti
biasa, saat pulang kampung adalah saatnya berkumpul bersama keluarga sekaligus
jalan-jalan karena dua adik dan beberapa sepupu selalu merasa kurang piknik.
Pergi ramai-ramai menikmati pemandangan akan sedikit menghibur dan membunuh kebosanan.
Tujuan wisata di Wonosobo selain Dieng ada Telaga Menjer, Waduk
Wadaslintang, dll. Kami belum berminat lagi pergi ke Dieng selain belum lama jalan-jalan
ke sana, jalanan juga padat dipenuhi wisatawan dari luar kota. Ya, waktu itu
sedang long weekend. Ingin pergi ke
Telaga Menjer tapi akses jalannya satu jalur menuju Dieng. Sedangkan untuk ke
Waduk Wadaslintang akan memakan waktu yang banyak dan kami belum begitu paham
daerahnya.
“Gimana kalau kita jalan dari taman ke taman aja? banyak taman baru di
Wonosobo kan?!” usulku. “Nggak pakai bayar tiket, kalau mau makan bisa beli di
kaki lima, dan tempatnya luas bisa ngajak Hasna lari-larian,” sambungku lagi. Yang
lain mengiyakan meskipun dua orang sepupu sudah pernah mengunjungi beberapa
tamannya. Akhirnya ber-6 kami pergi ke kota dan road show ke setiap taman yang ada di sana.
Taman Anggrek Tien Soeharto
Sebelum pulang ke Wonosobo, seorang adik kelas memajang foto berlatar
belakang tulisan ‘Taman Anggrek Tien Soeharto’. Karena saya pecinta anggrek
jadi penasaran dan tanya macam-macam. Usut punya usut taman itu berada di
komplek Pendopo Bupati Wonosobo (Kantor Bupati).
Taman ini menjadi tujuan pertama kami karena paling dekat dengan tempat
parkir di sekitar alun-alun. Masuk lewat pintu belakang yang menuju kantor
satpol PP karena pintu gerbang depan ditutup. Apa mungkin ditutup? Begitu fikir
kami. Ternyata sewaktu melewati pos satpol PP ada seorang bapak yang menyapa
dan mengingatkan jika bermaksud ke taman sebaiknya si-kecil tidak usah dibawa
karena banyak sekali nyamuk yang berasal dari danau buatan yang ada di sana. Yes! Si Ayah pun bersedia menjaga Hasna
dan kami ber-4 sibuk mencari angle
yang pas untuk selfie bersama anggrek yang cantik itu.
Selain beberapa venue berbagai
jenis anggrek ada juga green house
yang terkunci rapat. Kami hanya bisa mengintip berbagai koleksi anggreknya. Tak
apalah, sudah puas memandangi dan mengabadikan Anggrek Bulannya. Untuk bisa
memasuki green house-nya memang harus
dengan izin, dan diperuntukkan bagi rombongan anak sekolah khususnya.
Saat kami datang sekitar pukul 2 siang, matahari cukup menyengat namun di
sekitar taman sangat sepi, hanya ada kami berempat. Apalagi kalau bukan selfie
dan wefie mematut-matut dan monyong-monyong di depan kamera. Nggak ada salahnya
ko, Ayah-Bunda mau berfoto pose
apapun asal memperhatikan adab dan sekitarnya ya.
Beberapa angle cantk di Taman Tien Soeharto |
Setelah puas berkeliling di taman anggrek kami menyempatkan berjalan-jalan
di taman pendopo. Masih ada patung rusa dan jamur yang telah berdiri sejak dulu
di sana. Selain itu, tambahan kursi dan rumput hijau yang segar sangat
menyejukkan mata. Meskipun di seberangnya adalah jalan raya dengan lalu lalang
kendaraan tapi di dalam lingkungan pendopo terasa seperti sedikit jauh dari
keramaian. Di sini Hasna juga asyik bermain bayangan dan menjumput biji-biji
pohon yang berserakan di lantai.
Hasna Asyik bermain bayangan |
Taman Kartini
Setelah shalat ashar dan istirahat sejenak di mushala, kami melanjutkan
penjelajahan ke Taman Kartini. Taman ini berada di sebarang alun-alun sebelah
selatan. Dari pendopo bupati kami menyeberang jalan dan melewati alun-alun lalu
menyeberang jalan sekali lagi untuk sampai di sana. Tempat ini adalah tempat
foto ter-ngehits karena ada landmark WONOSOBO ASRI. Siapapun yang ke
Wonosobo biasanya menyempatkan berhenti di sini untuk mengambil foto.
Taman Kartini Wonosobo yang nge-hits |
Di dalamnya ada rumput dan tempat duduk yang nyaman untuk bersantai. Oia,
di sebelah taman ini berdiri perpusa Wonosobo, tempat nongkrong saya saat SMA
dulu. Asyik lho, pinjam buku lalu duduk-duduk di taman membaca buku. Jogging pagi hari di sini pun boleh
juga, dan ada batu-batu untuk terapi kaki. Saat mengajak anak-anak mereka bisa
bereksplorasi dengan naik turun tangga, mengamati burung merpati di kandang,
bermain di rumput, juga mengamati bunga-bunga yang mekar di sekitar taman.
Taman Fatmawati
Sore itu kami berharap bisa mengelililingi semua taman yang ada, apalagi
ada taman baru yang paling gres, Taman Fatmawati. Taman ini berada di pinggir
jalan Wonosobo-Banyumas tepatnya di seberang lapangan Pertamina Kalierang.
Untuk menuju ke sini bisa menggunakan angkutan umum maupun dokar. Ternyata
waktu kami datang susasana di sana ramai sekali mulai dari kaum muda yang
penasaran dan ingin berfoto di gerbang taman. Untuk berfoto di sana butuh
kesabaran ekstra lho, karena harus antri dan jadinya nggak enak kalau mau foto
lama-lama. Selain itu, banyak ibu yang momong balita nya sambil makan sore.
Suasana taman di sore hari sangat nyaman dengan sepoi-sepoi segar. Sepanjang
mata memandang ada persawahan di luar area taman.
Bermain dan mengamati ikan di Taman Fatmawati Wonosobo |
Taman Fatmawati lebih luas dibanding taman lainnya. Isinya ada berbagai
macam pohon dengan label nama dan nama latinnya yang masih gres (semoga tetap
ada sampai nanti supaya pengunjung taman bia tahu nama pohonnya) umumnya kalau
sudah lama hilang kan?! Di tengah taman ada gazebo berbentuk lingkaran dengan
kolam ikan di bawahnya. Nah, di gazebo ini paling banyak anak kecil karena mereka
penasaran dengan ikan yang berjalan menjauh tiba-tiba datang dari arah
berlawanan. Tak sedikit yang kemudian mengejar kemana ikan-ikan itu berjalan. Asyik
kan Ayah-Bunda? Tapi harus ekstra hati-hati di area ini.
Taman Selomanik
Tujuan terakhir kami adalah Taman Selomanik. Taman ini berada di wilayah
Argopeni, di belakang komplek perumahan dinas pertanian Wonosobo. Untuk menuju
ke sini tinggal masuk gang setelah Masjid Kuman. Area parkirnya luas dan taman
sepi. Di sini anak-anak bisa belajar mengenal ekosistem sawah karena tepat di
sebelah taman ada persawahan luas.
Melihat-lihat sawah dan leyeh-leyeh di Taman Selomanik Wonosobo |
Setelah puas berfoto dan menikmati suasana taman, kami pun pulang dengan
otak dan badan yang lebih fresh. Bahkan
rencana untuk kuliner-an di laun-alun pun batal saking asyiknya menjelajahi taman-taman
itu. Sebagai gantinya hanya membeli eskrim di minimarket dekat Taman Selomanik.
Ini menjadi liburan menyenangkan yang hemat biaya tapi manfaatnya luar biasa
termasuk untuk Hasna yang jarang bermain di area terbuka sekaligus bisa menjadi
sarana untuk menstimulasi tumbuh kembangnya. Asyik kan? Karena menikmati
liburan tak harus mahal.
Ayah-Bunda, Bagaimana sih menyiasati liburan agar hemat? Kalau versi saya
sih begini:
Tentukan Tujuan Wisata yang Tidak
Terlalu Jauh
Semakin jauh tujuan akan berimbas pada makin banyaknya cost yang keluar. Mulai dari biaya
bensin jika menggunakan kendaraan pribadi atau biaya transportasi umum yang
tentunya lebih mahal. Belum lagi biaya akomodasi lainnya seperti penginapan,
makan, dan tiket masuk wisata. Tak ada salahnya untuk melirik pantai yang dekat
dengan rumah atau taman, kebun binatang, dan lain-lain yang mudah dijangkau.
Jika menginginkan wisata yang jauh dan hemat, ngetrip a la backpacker
bisa menjadi solusi meskipun menurut saya untuk keluarga lebh dari 4 orang, perlu
mempertimbangkan lagi cara ini.
Pilih Tujuan Wisata Edukasi
Sehingga Ayah Bunda senang, anak-anak pun mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Pilih Kendaraan Roda Dua
Ini berlaku untuk pasangan muda atau yang masih memiliki satu momongan
karena akan lebih hemat dan praktis. Tapi, jika ada kondisi yang tidak
memungkinkan, menggunakan kendaraan roda empat akan lebih nyaman dan aman.
Lebih baik mencegah dari pada mengobati kan?!
Bawa Makanan Sendiri
Bawa makanan sendiri dan membawa tikar lalu di tempat wisata gelar tikar
dan makan bersama keluarga, hm.. sounds
interesting, right?! Selain lebih sehat, bawa makanan sendiri akan
menyelamatkan kita dari para pedagang nakal yang sering ada di tempat wisata. Tapi,
kita juga perlu tahu di tempat wisata yang akan kita tuju boleh atau tidak
membawa makanan dari luar? Jika tidak boleh mungkin bisa memilih tempat wisata lain
atau tetap ke sana dengan resiko yang ada.
Siapa sih Ayah-Bunda yanng tidak ingin ngetrap-ngertip keliling
dunia setiap liburan? Hampir semua orang mengharapkannya. Namun, belum semua
bisa mewujudkan keinginannya. Yang perlu diperhatikan adalah prioritas. Apakah
dengan sedikit piknik membuat kita tak bisa hidup? Tidak juga kan? Life must
go on apapun kondisinya. Piknik tidak HANYA mengunjungi tempat nge-hits dengan harga tiket masuk ratusan
ribu. Keliling komplek bersama suami dan anak-anak, makan bakso di emperan atau
menikmati eskrim pinggir jalan pun bisa sedikit mengendorkan urat saraf.
Bagaimana Ayah-Bunda menyiasati liburan keluarga agar tetap hemat? Mari share. Salam,
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,