Peduli Lingkungan, PAUD ABA Bali Adakan Festival Seni Lukis Kantong Belanja
Daftar Isi
Panggung utama acara Festival Kreativitas Seni Lukis Kantong Belanja |
Isu lingkungan terutama soal sampah plastik terus bergulir, namun tak
sedikit yang seolah tak peduli atau memang masih butuh diedukasi. Masih banyak
orang yang sedemikian mudahnya membuang sampah sembarangan dan tidak bijak menggunakan
kantong plastik.
Padahal, di pantai sekitar Bali sudah sejak beberapa tahun terakhir
selalu dipenuhi sampah plastik. Sampah-sampah yang berserakan itu, selain
merusak pemandangan juga menjadi masalah baru. Wisatawan tidak nyaman
berkunjung ke pantai, dan harus ada yang membersihkan sampah-sampah tersebut.
Kejadian seperti ini akan terus berulang jika sumbernya tidak dipangkas.
Maksudnya, pengunaan kantong plastik harus dikurangi, dan budaya membuang sampah
sembarangan (apalagi ke sungai) harus dihapus. Budaya hidup minim sampah dan
nol sampah harus mulai diterapkan oleh masyarakat. Salah satu hal yang
fundamental dan paling mudah dilakukan adalah mengurangi penggunaan kantong
plastik dengan membawa tas belanja.
Berangkat dari kepedulian akan hal tersebut, gabungan PAUD Aisiyah Bustanul
Athfal Denpasar – Badung mengadakan
festival kreativitas anak dan Ayah-Bunda melukis tas belanja. Bertempat di
Lapangan Bajra Sandhi Renon, acara dimulai sejak pukul 7 pagi.
Suasana di sekitar panggung utama |
Sayang, menjelang berangkat hujan turun deras sehingga kami tertahan di
rumah dan berangkat setelah hujan reda. Sampai di lapangan Bajra Sandhi, orangtua
dan murid telah duduk bersama keluarga masing-masing di sekitar panggung utama.
Para tamu undangan duduk di kursi di tenda depan panggung utama. Sementara di
panggung utama masih berlangsung pentas seni anak-anak.
Kami pun langsung menuju stand panitia untuk registrasi. Kami mendapat
sepaket tas belanja berbahan spundbond lengkap dengan alat lukis di dalamnya. Tanpa
menunggu, kami mencari tempat kosong untuk menggelar tikar dan menunggu
instruksi untuk memulai melukis.
Baby Salsabila yang ikut datang pun tertarik untuk melihat-lihat
sekeliling arena. Stand bazaar di sekeliling lapangan sangat menarik perhatian
Bundanya juga, namun kami belum bisa bebas berkeliling karena sebentar lagi
acara lukis tas belanja akan dimulai.
Sebenarnya, kami mengikuti agenda ini tanpa persiapan sama sekali, bahkan
mau melukis apa di tas pun belum terpikirkan. Sehari sebelumnya, hanya
menyiapkan bidangan dan perlengkapan lain yang akan dibawa ke tempat acara.
Menyiapkan alat lukis bersama Kakak |
“Kakak mau melukis apa?”
“Pohon aja, Bund!”
“Oke, kalau begitu kita gambar pohon dulu.”
“Yang ada buahnya, ya Bund!”
“Siap!”
Dan, yang bertugas membuat sketsa adalah Ayah, karena Bunda menyiapkan
cat yang akan digunakan untuk melukis. Sayangnya, kami mendapat cat dengan
warna yang kurang cocok dengan lukisan kami. Ada warna pink dan orange neon,
biru muda, merah, dan kuning. Maka ini jadi kesempatan untuk belajar (lagi)
mencampur warna bersama kakak.
“Kak, pohonnya mau warna apa?”
“Hijau aja, Bunda.”
“Kita nggak ada warna hijau, masih ingat nggak kalau diajarin di sekolah,
bisa pakai campuran warna apa dan apa supaya jadi warna hijau?”
Tapi si Kakak hanya geleng kepala sembari senyum malu.
“Coba kita campurkan warna biru dan kuning, kita lihat ya warnanya jadi
apa...”
“Hijau, Bund...!” teriak si kakak begitu bunda selesai mencampur 2 warna
itu.
“Oke, sekarang mau pakai bunga warna apa?”
“Merah!”
“Katanya merahnya sudah dipakai untuk buah?”
“Kita coba buat warna ungu, yuk! Pakai warna biru dan pink.”
Lalu dia pun takjub ketika mencampur warna biru dan pink, jadilah warna
ungu muda. Setelah itu, kami masih bermain campur warna untuk mendapat warna
coklat.
Selama anak dan orangtua berkreasi dengan lukisan tas belanjanya, di
panggung utama terus berlangsung pentas seni dari perwakilan TK ABA se
Denpasar-Badung. Seru sekali menyaksikan anak-anak yang lincah di panggung
dengan gerak dan lagu, maupun kreasi tari, menyanyi, dll.
Lukisannya belum selesai, si Kakak mulai bosan. Akhirnya bunda yang
menyelesaikan lukisan itu sampai selesai. Si Kakak memilih berkerumun dengan
temannya dan bermain pancing ikan di dekat tempat duduk kami. Ia pun lahap
menghabiskan nasi ayam yang diberikan oleh panitia. Maklum, pagi tadi dia belum
mau sarapan, sampai di lapangan berujung kelaparan.
Anak-anak bermain pancing ikan setelah bosan melukis |
Serius melukis tas belanja |
Melihat sekeliling, para orantua dan anak antusias melukis bahkan ada
yang membawa perlengkapan lukis sendiri supaya bisa mengerjakan lukisan
bersama-sama, tidak bergantian dengan anak dan yang mendampingi. Tak sedikit
yang seperi kami, menggambar dan melukis asal sesuai keinginan anak. Ada juga
yang serius menuangkan keahlian melukisnya dengan kreasi yang menarik.
Menjelang acara selesai, anak-anak sudah capek dan tak sabar untuk segera
pulang. Maka Bunda yang sebenarnya ingin cuci mata melihat bazaar pun batal. Rencana
untuk mengajak Salsabila bermain di trampolin pun tak kesampaian karena dia
sudah tantrum, ngantuk dan kepanasan.
Alhamdulillah, meski dadakan tanpa persiapan, kami puas dengan hasil
lukis tas. Simpel, tapi jika terlihat dari jauh cukup oke. Yang lebih penting, lukisan
itu dibuat oleh kami bertiga, Ayah, Bunda dan Kakak Hasna.
Hasil lukis tas belanja oleh Ayah, Bunda dan Hasna |
Semoga setelah ini para Bunda makin bersemangat mengurangi kantong plastik dengan membawa tas belanja sendiri. oia, selama acara panitia juga selalu mengingatkan peserta untuk membuang sampah di tempat yang telah disediakan dan tidak membiarkan sampah berserakan sebelum pulang.
Semoga kegiatan tersebut bisa memberi manfaat untuk kebersihan lingkungan
dan keberlangsungan bumi kita tercinta. Aamiin.
Semoga bermanfaat,
Salam,
Posting Komentar
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,