Mewujudkan Traveling Impian The Kurnia
Daftar Isi
Mendapat kesempatan untuk tinggal di Pulau Dewata, adalah salah satu blessing in disguise yang dirasakan
keluarga The Kurnia. Sudah di tempat wisata impian jutaan orang, ibaratnya kami
mau ke tempat wisata tinggal melenggang kangkung dengan mudahnya. Namun tak
semudah itu, Marimar! Eh, Ayah-Bunda.
Pastinya setelah ada anak-anak, pertimbangan untuk traveling menjadi semakin banyak. Tak hanya waktu dan biaya,
kondisi dan kenyamanan anak-anak menjadi faktor
yang tak boleh dikesampingkan.
Salah satu destinasi wisata impian kami adalah
Pulau Lombok. Yes! 'hanya'
menyeberang dari Pulau Bali menuju Lombok, karena memang pulau ini tepat berada
di sebelah timur Bali, masuk wilayah NTB.
Kami pernah merencanakan (meskipun masih random) untuk ke Lombok
menggunakan kendaraan roda 2.
Beberapa pertimbangan kami merencanakan pergi dengan sepeda motor adalah:
1. Lebih praktis
Selama perjalanan menuju pelabuhan Padang Bai Bali untuk menuju Lombok,
kami bisa sembari mampir dan sejenak melepas lelah di pinggir pantai atau di
tempat wisata yang ada di sekitarnya.
Mengendarai sepeda motor juga lebih praktis dan kami tak perlu menyewa
kendaraan selama berada di Lombok.
2. Lebih Ekonomis
Urusan ini sebenarnya pertimbangan paling utama. Daripada terlalu lama
menunggu uang terkumpul sampai bisa ke sana menggunakan pesawat terbang, tak
ada salahnya mencoba menjelajah dengan sepeda motor.
3. Sudah menyiapkan beberapa
'perintilan' safety
Kami sering melakukan perjalanan dengan sepeda motor, karena kendaraan
itu satu-satunya yang kami punya. Belum lagi, lalu lintas di Denpasar dan
sekitarnya cukup padat sehingga pilihan berkendara dengan roda dua adalah
pilihan tepat.
Menyiasati kondisi tersebut, suami menyiapkan beberapa perlengkapan safety untuk kami. Tentu karena
pertimbangan kami berempat dalam satu sepeda motor, which is sebenarnya bukan hal yang direkomendasikan.
Si Kakak sudah kami biasakan mengenakan helm, sehingga saat perjalanan
dia sudah terbiasa dan merasa nyaman dengan helm-nya.
Kami juga memiliki jok bonceng depan untuk si Kakak, dan untuk jarak
dekat juga untuk si Adik. Jok ini bisa dilepas-pasang dan tingkat keamanannya
cukup.
Selain itu, si Kakak juga sudah kami biasakan menggunakan sabuk bonceng.
Sabuk bonceng tersebut juga berfungsi sebagai body protector dan diikatkan dengan gesper ke tubuh pembonceng.
Sabuk ini akan melindungi si anak terutama saat dia tertidur. Lebih aman sih
berhenti ya, ketika anak tidur.
Terakhir, si Ayah sudah menyiapkan box
untuk ditempatkan di motor. Travel box
itu memudahkan kami membawa berbagai macam barang saat traveling. Kami sudah mencoba travel
box tersebut saat perjalanan 39KM PP dari Denpasar menuju Desa Penglipuran
di Kabupaten Bangli. Membantu banget, dan secara tidak langsung, box itu juga membantu menjaga saya yang
duduk di belakang.
Tips Mewujudkan Traveling Impian Keluarga Bersama Anak
Traveling itu bukan sekadar
menjangkau tempat wisata lalu mengabadikan tempat dan titik-titik foto. Traveling adalah tentang melakukan
perjalanan mental dan fisik yang akan memperkaya dan mendewasakan setiap
anggota keluarga. Oleh karena itu, kita tak bisa memaksakan berbagai hal
sekehendak hati sebagai orang tua. Ada anak-anak yang juga butuh dimintai
pertimbangan, meski keputusan tetap di tangan orang dewasa.
Merancang traveling impian bersama keluarga juga
tidak mudah, ya Ayah-Bunda. Kami yang sekadar mudik ke kampung halaman pun bisa
menghabiskan waktu lama untuk membahas setiap kemungkinan.
Selain menyiapkan dana dan jadwal yang tepat, ada beberapa hal yang perlu
kita perhatikan,
1. Tujuan Wisata Ramah Anak
Tentunya ini yang paling utama, ya, Ayah-Bunda. Katakanlah kita ingin
mengajak anak mendaki gunung sesuai keinginan kita, namun secara umum gunung
bukanlah medan yang tepat untuk anak_kecuali anak yang sudah terlatih dengan
medan seperti ini.
Cara paling aman adalah dengan menentukan
tujuan wisata yang ramah anak di kota impian.
Misalnya ingin ke Bali, pastikan mengunjungi wisata ramah anak di Bali.
2. Rancang Itinerary dengan Memerhatikan Kondisi Anak
Traveling bersama anak, artinya
kita harus siap menyesuaikan kondisi anak. Tak bisa semena-mena digeber untuk
mencapai titik-titik wisata sebanyak mungkin sesuai keinginan kita.
Itinerary yang kita buat sebisa
mungkin mengakomodasi waktu istirahat mereka supaya kondisi tetap stabil, fit, dan traveling berjalan sesuai keinginan.
3. Latih Anak-anak dengan Traveling
ke Wilayah yang Dekat Terlebih Dahulu
Jika anak-anak telah terlatih melakukan perjalanan mulai yang dekat,
semakin lama mereka akan paham bagaimana selama traveling. Jangan lupakan, anak-anak adalah pembelajar cepat dan
peniru ulung.
Tips-nya 3 dulu deh ya, Ayah-Bunda. Kalau terkait hal teknis seperti
menyiapkan perlengkapan sekomplet mungkin, saya yakin Ayah-Bunda sudah khatam
bab ini. Silakan ya, yang punya tambahan tips bisa sharing di komentar.
Selamat menyiapkan traveling
bersama keluarga ya! Doakan juga impian The Kurnia untuk menjelajah Lombok bisa
tercapai.
Yuk, wujudkan menjadi traveling
impian yang menyenangkan dan memorable.
Semoga bermanfaat.
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,