Mengembangkan Hobi Jadi Profesi
Daftar Isi
Assalamu’alaikum, Ayah-Bunda dan calon orang tua. Semoga senantiasa sehat
dan selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Apa kabar program #DiRumahAja keluarga Ayah-Bunda? Saya makin jenuh, tapi
sudah merasa lebih nyaman dibanding sebelum-sebelumnya. alhamdulillah, meskipun
hanya di rumah saya masih bisa sharing dengan teman-teman melalui dunia maya. Selain
itu, menyesuaikan dengan kondisi, saya juga masih mengikuti beberapa kelas
online sesuai passion dan beberapa
yang mendukung hobi. Yah, meskipun belum begitu banyak yang bisa diikuti karena
terkait waktu online yang kurang sesuai.
Ngomong-ngomong seputar hobi, saat ini banyak orang yang berpikir out of the box menjadikan hobinya
sebagai jalan peroleh rezeki. Hal ini setidaknya telah populer kurang lebih
sejak 3 tahun lalu. Stigma ‘bekerja’ dan ‘berpenghasilan’ tak lagi melulu
seputar berpakaian serba rapi-berdasi-bersepatu kinclong dan pulang-pergi ke
kantor terjadwal. Hanya ‘ngantor’ di rumah dengan pakaian ternyaman, nongkrong
di kafe, menyewa tempat di co-working
space atau di manapun yang memiliki jaringan internet, seseorang bisa ‘bekerja’
berbasis perkembangan teknologi digital saat ini. kurang lebih sama ya, dengan
kondisi #WorkFromHome seperti yang diberlakukan akibat wabah covid-19.
Sedikitnya, ada 3 kunci jika ingin mengembangkan hobi menjadi profesi. Apa
saja? yuk, kita bahas satu-persatu.
Menekuni Hobi Positif
Tentunya yang dibahas di sini adalah hobi yang positif, jika ada yang
menjawab ‘hobi saya tidur’ kira-kita bisa atau tidak dikembangkan menjadi
profesi? Meskipun hobi yang dulunya terkesan negatif saat ini sangat bisa menjadi
sumber pemasukan, misalnya game online.
Hobi yang menyenangkan bisa
dikembangkan menjadi profesi saat ini juga sangat beragam. Hobi makan,
misalnya. Kita bisa menjadi food reviewer,
food blogger, foodgrammer, atau youtuber
yang kerjaannya review restoran,
warung atau hal-hal yang berkaitan dengan kuliner lainnya.
Bagi yang hobi memasak, jika ditekuni sampai tingkat mahir juga sangat
memungkinkan dijadikan sebagaisumber penghasilan. Membuka restoran, menjadi food blogger, atau bahkan mengikuti
ajang kompetisi chef yang populer di
TV dengan hadiah puluhan juta rupiah.
Memiliki hobi bercocok tanam juga sedang naik daun sekarang ini. Banyak
orang beralih dari mengonsumsi barang-barang yang mengandung zat aditif dan
menjadi petani kota (urban farmer). Hasil
dari kebun hidroponik, vertical garden,
rooftop garden, atau tabulampot bisa
menjadi sumber bahan pangan bergizi bagi keluarga dan jika dalam skala yang
lebih besar bisa menjadi pemasok kebutuhan sayur atau buah organik.
Menarik bukan? Dan kuncinya supaya menjadi sumber penghasilan adalah pada
hobi yang ditekuni, tidak sekadar dijalani asal-asalan atau sesuai mood. Seperti halnya seorang penulis,
rata-rata mereka menekuni dunianya berikut hal-hal yang berkaitan dengan
kepenulisan.
Mengambil Peluang Penghasilan dari Hobi
Pekerjaan yang paling menyenangkan memang hobi yang menghasilkan.
We do what we love. Kalaupun yang
dihasilkan belum seberapa besarnya, tapi hati akan bahagia menjalani profesi
tersebut.
Mengambil peluang penghasilan dari hobi yang kita tekuni bisa dengan
mengikuti jejak mereka yang telah sukses maupun menciptakan sendiri peluang
tersebut.
Beberapa tahun silam, saya pernah mengunjungi Pemancingan Tlatar di
Boyolali. Di sana terdapat arena woodball,
permainan yang masih asing di Indonesia, dan saya pun baru mengetahui seputar woodball saat berkunjung ke sana. Menurut
pemilik pemancingan, beliau membuka lapangan woodball tersebut karena hobinya. Lambat laun berbagai kompetisi woodball diikuti dan mendapatkan penghargaan
serta uang tunai. Lapangannya pun disewakan untuk para pemain woodball.
Konsisten
Kunci lainnya supaya hobi kita bisa menyokong ‘dapur ngebul’ adalah
konsisten. Pekerjaan apapun, sebenarnya menuntut pelakunya untuk memiliki etos
kerja ini. seseorang yang konsisten biasanya memiliki ritme yang lebih rapi.
Contoh kecil bagi seorang penulis yang berangkat dari hobi, adalah
menulis setiap hari minimal satu halaman, setiap hari menulis apa saja, setiap
hari mengisi catatan harian, dll.
Begitu juga dengan hobi dan profesi lainnya. konsisten, belajar dari
kesalahan dan terus bangkit dari kegagalan.
Namun menekuni pekerjaan seperti ini juga tidak semua orang bisa
melakukannya. Ada orang yang memang lebih kompeten untuk mengisi jabatan di perusahaan
atau di instansi lainnya baik karena keilmuan yang dimiliki maupun karena
karakternya.
So, mau mengembangkan hobi jadi
profesi atau sekadar pengalihan aktivitas yang menyenangkan, bebas ya,
Ayah-Bunda. insyaAllah tujuannya sama-sama mulia. Sebagai orang tua, kita juga bukan pada posisi memaksakan kehendak tetapi mengarahkan dan mendukung anak sesuai dengan potensinya. Kelak mereka akan menekuni profesi sesuai bidangnya ataupun banting setir mengembangkan hobi, adalah hal yang fleksibel.
Semoga bermanfaat,
Posting Komentar
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,