Fun Cooking Menu Tradisional: Megana dan Tempe Kemul khas Wonosobo
Daftar Isi
sepiring megana dan tempe kemul foto: Aruni Hamidah |
Melastarikan Makanan Tradisional Sega Megana dan Tempe Kemul
“Bund, masak nasi yang pakai santan, yuk!” kata si Kakak heboh ketika saya sedang besiap menanak nasi.
“Kakak suka ya?”
Melihat wajah-wajah innocent dengan mata penuh harap itu, hati Bunda tak tega untuk tak mengabulkan permintaannya. Akhirnya hari itu menjadi fun cooking day dadakan memasak nasi uduk dengan bahan seadanya. Si kakak dan adik berebut untuk memasukkan santan, daun salam, garam, dan bumbu lainnya. Bagian yang paling seru adalah saat mengaduk seluruh bahan yang sudah dimasukkan ke dalam panci rice cooker. Kedua anak itu mengaduk sambil tertawa bahagia.
Beberapa kali mereka request masak ‘nasi santan’ maka saya pun mencoba berkreasi dengan menu nasi gurih yang lain seperti nasi liwet dan nasi megana. Nasi megana saya pilih bukan hanya karena alasan ini adalah nasi gurih, tetapi juga karena ada ‘misi tertentu’ untuk anak-anak.
Nasi/sega megana adalah salah satu makanan tradisional kabupaten Wonosobo. Terbuat dari nasi pera/nasi yang butirannya tidak saling menempel dicampur dengan sayur gewos. Sayur gewos inilah yang menjadi ciri khasnya. Gewos adalah sayuran sejenis kol berwarna hijau tetapi tidak membulat seperti kol. Lebih mirip dengan sayur kale. Teksturnya juga keras sehingga harus dimasak sampai lama supaya empuk. Biasanya, gewos dimasak dengan cara diiris tipis-tipis. Selain sayur gewos itu sendiri, kekhasan lainnya adalah dimasak dengan parutan kelapa seperti urap. Hm... rasanya akan menjadi gurih manis pedas enak sekali.
Sega megana tak akan lepas dari kehidupan setiap orang yang lahir dan atau pernah tinggal di Wonosobo dan sekitarnya. Biasanya, tersedia untuk sarapan hingga makan siang. Kantin-kantin sekolah pun umumnya menyediakan menu sega megana lengkap dengan tempe kemul dan aneka gorengan lainnya sebagai pelengkap.
Saat sekolah SMA, sega megana dan sepotong tempe kemul selalu menjadi ‘penyelamat’ di saat genting perut lapar istirahat kedua di tengah hari. Hanya dengan seribu rupiah, cukup untuk mengganjal perut sampai pulang sekolah dan tiba di rumah setelah menempuh perjalanan dengan jalan kaki yang cukup jauh.
Bahkan setelah kerja di salah satu lembaga sosial, megana dan tempe kemul selalu menjadi bekal andalan saya karena mudah didapat dan harganya murah. Cocok buat saya yang waktu itu sangat berhemat demi ada sisa gaji di akhir bulan.
Berbekal resep dari seorang kawan di Wonosobo, saya mencoba mengajak anak untuk eksekusi sega megana. Meskipun bahan-bahan yang tersedia tidak selengkap di Wonosobo, dan di sini juga tidak ada sayur gewos.
Fun cooking: masak sega megana khas Wonosobo |
Resep Sega Megana khas Wonosobo
Bahan dan bumbu:
Bahan:
- 500 gram beras, bersihkan
- 50 – 100 gram teri rebon atau ebi
- 250 gram sayur gewos atau kol (jika ada pilih yang hijau), bersihkan lalu iris tipis
- 10 batang buncis untuk tambahan (optional), bersihkan lalu iris tipis
- 1 bunga kecombrang (optional)
- ¼ butir kelapa setengah muda (kelapa yang cocok untuk urap), parut
Bumbu:
- 5 siung Bawang putih
- Cabai rawit hijau secukupnya (saya hanya memakai sekitar 3 – 5 biji karena anak-anak belum bisa makan pedas)
- 1 ruas jari kencur, bersihkan
- 1 sdm garam
- 1 sdt(kurang lebih) gula jawa
Cara membuat:
- Masak beras dengan rice cooker atau dandang, sisihkan.
- Haluskan bumbu-bumbu lalu campurkan dengan kelapa parut
- Siapkan sedikit minyak untuk menumis. Tumis bumbu halus hingga harum. Masukkan udang rebon/teri, tumis hingga matang.
- Masukkan irisan sayur, lalu tumis hingga lalu. Koreksi rasa, angkat.
- Masukkan sayur yang sudah dimasak ke dalam nasi yang sudah matang. Aduk-aduk hingga merata dan biarkan di dalam rice cooker sampai beberapa saat sebelum dinikmati.
- Penyajiannya lebih nikmat dengan tempe kemul, telur rebus, dan rempeyek teri/kacang. Bisa ditambah cabai rawit jika kurang pedas.
Sedangkan untuk resep tempe kemul bisa dilihat di artikel saya yang membahas tempe kemul. Selamat mencoba!
Manfaat Fun Cooking
1. Mengajarkan basic skill
Dengan memasak, anak-anak belajar untuk menguasai keterampilan dasar ini sebagai bekal kelak saat dewasa.
2. Melatih motorik kasar dan halus
Saat memasak, anak-anak juga belajar mengenali aneka bumbu dan bahan lainnya lewat indera peraba dan penciuman. Motorik kasarnya juga terlatih dengan aktivitas memotong, mengaduk, mengupas, dll.
3. Belajar bekerja sama
Saat aktivitas memasak, anak-anak bekerja sama dengan orang tua ataupun saudaranya. Mereka berkolaborasi dan saling membantu hingga selesai menu yang dibuat.
4. Merekatkan hubungan dengan orang tua
Memasak bersama keluarga akan menjadi momen berharga dan merekatkan hubungan antar anggota keluarga. Asyik sekali saat membuat menu bersama-sama meskipun hanya menu sederhana. Saat memakannya akan terasa lebih nikmat dan bermakna.
Saya senang mengajak anak-anak dengan aktivitas fun cooking terlebih di masa pandemi dan harus banyak di rumah. Makanan tradisional yang mudah dibuat seperti nasi uduk, sega megana, kue cucur, lunpia, dll sangat disukai anak-anak saya.
Semoga dengan cara ini bisa melestarikan kekayaan kuliner Indonesia agar terus ada tak tergerus dengan kuliner dari negara lain. Aamiin.
Ayah/Bunda apakah suka mengajak anak-anak fun cooking juga? menu apa yang disuka? Sharing yuk!
Semoga bermanfaat,
Salam,
Mohon untuk tidak menyematkan link hidup dan spamming lainnya. Jika tetap ada akan saya hapus.
Salam,